Sekedar Informasi
Sejarah Perkembangan Game
Sumber
:
Tulisan
ini saya buat diperuntukan untuk tugas Mata Kuliah ‘Pengantar Teknologi Game’
di mana saat ini
teknologi game yang ada sangat berkembang pesat seiring dengan kemajuan
teknologi. game saat ini, sangat jauh berbeda dengan teknologi game pada saat
saya TK yaitu sekitar tahun 96. pada saat itu, game sejenis nintendo, gameboy dan sega merupakan game yang sangat bagus.
spec dari monitor yang dibutuhkan juga tidak terlalu secomplicated saat ini,
maklum permainan di zaman itu tidak menampilkan gambar yang nyata seperti
game-game saat ini. Jangan membayangkan sebuah media penyimpanan yang praktis
dan portable seperti memory card yang ada di playstation ya, untuk menyimpan
data permainan saja kita perlu meyimpan data tersebut di dalam perangkat sega
atau nitendonya. ini membuat kita tidak dapat memindahkan data game yang telah
kita mainkan ke perangkat sega atau nitendo lain kecuali kita membongkar
perangkatnya dan menukar memorinya dengan perangkat sega yang dimiliki teman
agar lebih praktis dan tidak membawa peralatan sega atau nitendonya yang memang
cukup berat. namun walaupun begitu saya masih cukup beruntung karena pernah
merasakan sensasi bermain sega dan nitendo. lalu bagaimanakah perkembangan game
dari masa ke masa? berikut ini akan saya ulas mengenai hal tersebut. pada mulanya ,
Video game merupakan pengembangan tabung sinar katoda yang terdapat
dalam sistem peluru pertahanan pada akhir. Perang Dunia
II. Program-program ini kemudian diadaptasi ke dalam bentuk permainan
sederhana. Pada 1947 Thomas Toliver Goldsmith Jr dan Estle Ray Mann
menciptakan permainan simulator rudal Cathode Ray Tube Device Amusement.
Permainan ini terinspirasi dari kecanggihan radar Perang Dunia
II. Inilah game elektronik pertama yang tercatat dalam
sejarah. Meski memiliki unsur permainan, game ini tak popular.
Penggunaannya terbatas untuk kepentingan simulasi latihan militer.
Tampilannya juga masih sederhana; belum berwarna dan hanya mengeluarkan suara
“tat-tit-tut”.
Pada era 1970-an muncul sebuah fenomena baru di dalam dunia game yaitu game elektronik yang bisa dinikmati di rumah-rumah Ralph Baer, seorang Jerman berdarah Yahudi, mendesain video game rumahan pertama dengan prototipe bernama Brown Box. Baer menjual idenya ke perusahaan Magnafox. Prototipe Baer kemudian dirilis ke pasar dengan nama Magnafox Odyssey. Produk ini berisi 16 game built-in yang dapat diganti-ganti dengan menggunakan sebuah switch. Berkat jasanya di dalam pengembangan game elektronik, akhirnya ia dinobatkan sebagai "Bapak Game Dunia". Setelah era 70 an,video game semaakin berkembang dan pada era ini game mulai difokuskan untuk kegiatan bisnis sehingga para pemilik video game dapat memenuhi hobi gamenya sekaligus mendapatkan uang dari penyewaan peralatan game yang ada, hal tersebut tidak terlepas dari jasa pengusaha Nolan Bushnell mendesain mesin game koin (arcade) pertama di dunia bernama computer space –di Indonesia popular dengan sebutan Ding-Dong. Bushnell kemudian membuat game simulasi ping-pong yang diberi nama Pong. Game ini laku keras di pasaran. Hampir setiap keluarga di Amerika bermimpi bisa membeli game ini. Di berbagai taman hiburan dan kafe, Pong bahkan harus dibongkar setiap 24 jam sekali untuk mengeluarkan koin yang berjejalan. “Selama puluhan tahun, orang Amerika lebih banyak menghabiskan uangnya untuk sistem home video game dan di tempat-tempat permainan Ding-Dong daripada untuk menonton film atau musik –jumlah totalnya mencapai lebih dari sebelas milyar dolar,” tulis Roger Fidler dalam Mediamorfosis.
Pada era 1970-an muncul sebuah fenomena baru di dalam dunia game yaitu game elektronik yang bisa dinikmati di rumah-rumah Ralph Baer, seorang Jerman berdarah Yahudi, mendesain video game rumahan pertama dengan prototipe bernama Brown Box. Baer menjual idenya ke perusahaan Magnafox. Prototipe Baer kemudian dirilis ke pasar dengan nama Magnafox Odyssey. Produk ini berisi 16 game built-in yang dapat diganti-ganti dengan menggunakan sebuah switch. Berkat jasanya di dalam pengembangan game elektronik, akhirnya ia dinobatkan sebagai "Bapak Game Dunia". Setelah era 70 an,video game semaakin berkembang dan pada era ini game mulai difokuskan untuk kegiatan bisnis sehingga para pemilik video game dapat memenuhi hobi gamenya sekaligus mendapatkan uang dari penyewaan peralatan game yang ada, hal tersebut tidak terlepas dari jasa pengusaha Nolan Bushnell mendesain mesin game koin (arcade) pertama di dunia bernama computer space –di Indonesia popular dengan sebutan Ding-Dong. Bushnell kemudian membuat game simulasi ping-pong yang diberi nama Pong. Game ini laku keras di pasaran. Hampir setiap keluarga di Amerika bermimpi bisa membeli game ini. Di berbagai taman hiburan dan kafe, Pong bahkan harus dibongkar setiap 24 jam sekali untuk mengeluarkan koin yang berjejalan. “Selama puluhan tahun, orang Amerika lebih banyak menghabiskan uangnya untuk sistem home video game dan di tempat-tempat permainan Ding-Dong daripada untuk menonton film atau musik –jumlah totalnya mencapai lebih dari sebelas milyar dolar,” tulis Roger Fidler dalam Mediamorfosis.
Belum puas dengan Pong,
Bushnell meluncurkan Atari 2600, video game pertama yang berbasis konsol,
laluAtari 7800 yang disebut-sebut sebagai pelopor penggunaan joystick. Tapi
semua kejayaan itu tak bertahan lama. Pasar jemu. Angka penjualan
merosot. Sebagian perusahaan video game Amerika beralih ke bisnis komputer
lain atau bangkrut. Sebagian besar kaum eksekutif dan analis industri
melihat hal ini sebagai pertanda bahwa video game hanyalah sebuah
keisengan.Pada saat itulah muncul pendatang baru dari Jepang, Nintendo,
yang menggebrak pasar video game dunia dengan merilis Famicom. Konsol ini
menampilkan gambar dan animasi resolusi tinggi untuk kali pertama. Setelah
mendapat sambutan hangat di Jepang, Famicom melakukan ekspansi pasar. “Pada 1989, Nintendo mengendalikan
80 persen pasar video game Amerika. Bahkan pada 1990-an, satu dari
setiap lima rumah tangga di Amerika memiliki perangkat permainan
Nintendo,” tulis Fidler.Pada tahun-tahun berikutnya,
Nintendo berhasil menikmati posisi istimewa di pasar video
game. Pesaing-pesaingnya tak mampu membendungnya. Sega sempat
memberi perlawanan sengit melalui Sonic The Hedhog. Sayang, perusahaan ini
lebih sering kalah cepat dalam pengembangan game ketimbang Nintendo. Penantang
serius Nintendo muncul pada 1994. Sony, perusahaan elektronik terkemuka,
merilis Sony Playstation (PSX), konsol berbasis CD. PSX terjual hingga
ratusan juta unit. Sony bahkan kian merajalela melalui PlayStation 2, yang
sudah berbasis DVD. Nintendo, Sega, dan Microsoft, yang mengeluarkan
produk tergres mereka, belum mampu mengalahkannya.Tapi perang belum
berakhir. November 2005 Microsoft datang dengan Xbox 360, konsol generasi
terkini yang memanfaatkan media HD-DVD. Dengan segudang fitur istimewa,
Xbox 360 menarik banyak penggemar game. Tak mau kalah, Nintendo
meluncurkan terobosannya, Nintendo Wii. Dengan inovasi pada stik kontrol
mereka yang “motion sensitive”, Nintendo kembali mengambil-alih
pasar video game. Sony, sekalipun mengeluarkan Playstation 3, sudah terlambat.
Tinggallah kini persaingan antara Microsoft dan Nintendo. Tapi pesaing-pesaing
baru akan bermunculan.Salah satunya Apple, sebuah perusahaan notebook
terkemuka yang sukses dengan iPhone dan iPod. Ada rumor mereka berencana terjun
ke industri konsol video game. Pihak Nintendo sudah mewaspadai Apple sebagai
musuh masa depan mereka.
nice blog..
ReplyDelete