Tulisan Ku
Tema : OMK Semakin Mengindonesia
Sub Tema : Orang Muda yang Merayakan Keberagaman
Negara Kita di kenal sebagai Negara yang memiliki keanekaragaman kebudayaan.Dari Sabang sampai ke Merauke banyak sekali budaya yang berbeda – beda dari berbagai daerah.Kebudayaan tersebut patutnya kita lestarikan agar tetap ada.Terutama kita sebagai Orang Muda yang memiliki potensi untuk mengembangkannya.Karena pada era modern seperti sekarang ini sudah mulai masuk etnis dan budaya dari negeri Barat yang sudah mulai masuk secara perlahan.Sebagai Orang Muda Katolik yang memiliki Iman sebagai Seorang Katolik dan semangat yang membara kita patut merayakan Kebudayan yang terdapat di di Indonesia.Banyak sekali di pelosok tanah air yang masih belum bisa merayakan Keberagaman di dalam seorang Iman Katolik,Mereka sebagian terhalangi oleh adanya kaum Mayoritas yang membuat gerakan Radikal.Keadaan tersebut jelas menjadi kunci tidak berkembangnya Orang Muda untuk mengexploitasi dan mengeksplorasi dirinya untuk lebih maju.
Sebagai Orang Muda ,kita dapat mengeksporasi diri kita untuk menjadi maju dengan mengunakan berbagai cara, misalnya sarana komunikasi yang di gunakan adalah media jejaring sosial yang sedang booming pada abad ini.Perlu menjadi Refleksi penerapan di dalam kehidupan sehari hari,bagaimana cara membuat kelompok kelompok Orang Muda,dan dapat di mulai dari lingkungan dalam jarak yang sempit seperti di lingkungan,wilayah,paroki dan selanjutnya bisa di kembangkan sampai ke Keuskupan Agung.Dengan berkumpulnya sedikit demi sedikit kita kumpulkan semangat dari Orang Muda Katolik ini , maka kita semakin banyak mengenal budya dari masing – masing personal dari diri setiap orang tersebut.Dengan demikian, maka semakin erat pula tali persaudaraan antar Orang Muda tersebut,dan kita bisa mengenal keberagaman dari perbedaan tiap individu dan kita dapat merayakan keberagaman yang ada di Indonesia ini di dalam satu keluarga yang diikat dengan suatu tali ,yaitu Tali Cinta Kasih di dalam Iman Katolik.
Di dalam kegiatan Orang Muda harus di penuhi dengan rasa semangat sehingga akan timbul kesadaran di dalam diri setiap individu itu sendiri,dan di dalam suatu perkumpulan,semisal di dalam acara retret kita sudah seharusnya mulai membudidayakan berbagai budaya yang ada di Negara Indonesia ini,misalkan dengan di adakan acara games dan acara untuk menampilkan berbagai macam tarian atau mungkin yang memiliki bakat di bidang musik dapat menuangkannya lewat acara tersebut.Dengan demikian maka acara tersebut akan menjadi lebih berwarna karena dengan adanya keterlibatan bubdaya yang di masukkan ke dalam susunan acara retret tersebut.Anak yang memiliki kesenangan di bidang tari atau musik atau drama bisa menuangkan segala idenya untuk menampilkan kebudayaan apa yang Ia miliki tersebut.Oleh karena itu,kita yang sebelumnya tidak mengetahui asal muasal budaya tersebut akan menjadi tahu dan juga dapat di ambil sebagai pengetahuan umum daerah.Kebudayaan yang seperti itu dapat di rasakan dan di refleksikan di dalam kehidupan di dalam satu Keluarga Katolik.Maka dari itu mulailah dari sekarang untuk menggunakan Kesempatan dan peluang yang ada di dalam kegiatan Orang Muda untuk mempergunakan sebaik – baiknya kebudayaan yang sudah kita miliki dari zaman nenek moyang kita dulu,karena jika tidak seperti itu , maka kiat akan kehilangan kebudayaan yang sudah ada di Negara Indonesia ini dan sangatlah di sayangkan bila kita kehilangan berbagai macam budaya yang ada di NKRI ini.
Indahnya apabila kita bisa merayakan keberagaman di negara kita ini di dalam Cinta Kasih yang di berikan oleh Tuhan kita Yesus Kristus.Selagi kita masih muda,kita harus bisa memaksimalkan waktu ini dengan sebaik baiknya,karena jika sudah lewat dari ussia yang produktif ini, maka kita akan menuju jenjang yang lebih dewasa dan sudah melewati masa’Orang Muda’ lagi.Yang dapat di jadikan bahan refleksi kita di dalam kegiatan kepemudaan bisa di gunakan di dalam kehidupan sehari hari bagaimana mengoptimalkan masa muda kita sebagai hamba Tuhan dan sebagai Seorang Katolik.Banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan dari mengikuti kegiatan kepemudaan,selain kita bisa menambah teman , kita juga bisa mendapatkan ilmu – ilmu pengetahuan yang mungkin sebelumnya kita tidak pernah tahu.Banyak Gereja Katolik yang tersebar di Indonesia,maka selayaknya Orang Muda bisa memanfaatkan kegiatan kepemudaan dan bisa ditambahkan dengan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kebudayaan dan juga etnis – etnis yang ada di Indonesia.Dengan seperti ini maka Bangsa Indonesia akan tetap menjadi Bangsa yang memiliki keanekaragaman Budaya yang tidak akan punah.Karena Orang Muda sekarang inilah yang menentukan apakah budaya tersebut masuh bisa bertahan atau nantinya semakin lama semakin menghilang.
Dengan mengingat “Pedoman Karya Pastoral Kaum Muda” yang menekankan Spiritualitas, Kepribadian, Pengetahuan, Profesionalitas, Kepemimpinan-Organisasi, dan Kemasyarakatan, maka pastoral Orang Muda Katolik diupayakan terpadu, berjenjangdan berkelanjutan sedemikian rupa hingga Orang Muda Katolik mengalami pembinaan kepribadian dan potensi diri, nalar dan daya kritis, kemampuan berorganisasi, dilandasi iman Katolik yang utuh sejak pengungkapannya dalam doa dan perayaan, pertanggungjawabannya secara nalar, dan perwujudannya di tengah keluarga, Gereja dan masyakarat.Dengan demikian maka Orang Muda akan menjadi salah satu semangat baru dari setiap Gereja yang ada.Orang Muda juga menjadi salah satu bagian penting untuk masa depan dari gereja itu sendiri,dan Orang Muda akan menjadi tonggak dari Gereja.Gereja bisa mengadakan kaderisasi.Salah satu contoh kaderisasi tersebut adalah dengan mengkader Orang Muda Katolik agar bisa di tumbuhkan potensi dirinya, bangga menjadi Orang Muda Katolik dan bisa melibatkan diri di dalam kegiatan – kegiatan di dalam gereja.
Pada acara Indonesian Youth Day ini lokasi terdapat di Sanggau ,Kalimntan Barat,seperti dilihat pada gambar di atas merupakan tarian dari daerah sanggau ,yaitu tarian dayak.Alangkah bagusnya saat berada di dalam kegiatan Orang Muda Katolik,kita bisa mengikut sertakan berbagai macam pentas yang berhubungan dengan kebudayaan seperti tarian di atas.Selain tarian dari dayak,masih banyak tarian lain yang bisa di pertontonkan ,karena di Indonesia ini terdapat ratusan budaya yang patut di budayakan dan di perkenalkan bagi mereka yang belum mengetahui betapa banyaknya budaya di negara Indonesia ini.Dan akan terlihat bagus apabila yang membawa dan memperkenalkannya adalah kita sebagai Orang Muda yang memiliki semangat dan jiwa sebagai orang Katolik. Berbicara tentang arti kebudayaan bagi Orang Muda Katolik tidak bisa lepas dari persoalan mengenai siapa Orang Muda Katolik itu sendiri. Apa yang dialami orang muda, menjadi sebuah potret kecil yang menggambarkan siapa Orang Muda Katolik masa kini pada umumnya. Sebagian ada yang sudah mulai kurang peduli terhadap apa yang terjadi di luar persoalan pribadi mereka sebagai seorang muda, tetapi bersyukur pula rupanya masih ada segelintir teman-teman Orang Muda Katolik yang mau ikut prihatin ketika persoalan kebudayaan kurang di perhatikan. Orang Muda Katolik.Dari pengamatan terbatas untuk melihat dan mencoba mengenal karakter Orang Muda Katolik di lingkungan sekitar kita, muncul dua karakter atau mungkin lebih tepat disebut kecenderungan yang tercuat dari pribadi dari Orang Muda Katolik masa kini.Mereka yang masih mengikuti gaya hidup yang modern,dan mereka yang peduli dengan kekayaan dari kebudayaan yang dimiliki oleh negara kita Indonesia ini
Yang harus dilakukan kita sekarang sebagai Orang Muda yaitu terus bergerak untuk membudidayakan kebudayaan yang di miliki oleh Indonesia. Sayangnya,tokoh - tokoh kebudayaan yang berasal dari kalangan Katolik sangat jarang sekali. Tetapi Orang Muda Katolik harus bisa membuktikan kesetiaan mereka dalam mengemban tanggung jawabnya. Tanggung jawab tersebut tidaklah ringan. Orang Muda Katolik sebagai pribadi bertanggungjawab kepada keluarga, kepada gereja secara teritorial (paroki atau stasi), kepada masyarakat dan bangsa Indonesia, serta mengemban tanggung jawab sebagai pengikut Kristus.Dengan demikian Orang Muda dapat merayakan Kebudayaan Indonesia.Orang Muda harus terus aktif dan bergerak untuk memajukan nama baik sebagai Orang Muda Katolik itu sendiri.Selain itu sebagai Orang Muda juga harus memiliki iman yang kuat,iman yang cinta kepada Yesus Kristus,yang menjadi kepercayaannya.Karena Tuhan sudah membuat rencana yang indah pastinya untuk diri para Orang Muda Katolik itu sendiri. Dengan mengemban tanggung jawab itu Orang Muda akan semakin memperkuat identitasnya sebagai seorang Katolik. Identitas berarti ciri-ciri, tanda (simbol) atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakan dengan yang lain. Identitas sebagai seorang Katolik berarti ciri-ciri yang melekat pada diri Orang Muda Katolik yang membedakannya dengan orang yang lain. Identitas tersebut nantinya akan diikuti oleh konsekuensi yang menyertai berupa tanggung jawab serta tantangan yang harus dihadapi.
Mengenai daerah Kalimantan barat, di Sangau tempat di mana di laksanakannya Indonesian Youth Day ,banyak sekali Orang Muda Katolik di sana mengingat , di daerah tiu juga termasuk daerah yang mayoritas memiliki kepercayaan sebagai seorang Katolik. Masyarakat dayak terutama dayak Kanayatn merupakan masyarakat yang cukup besar di Kalimantan Barat terutama di daerah Kabupaten Landak. Masyarakat ini masih memegang teguh dinamika budaya di semua aspek kehidupannya. Adat dijalankan sejak manusia di dalam kandungan, lahir, besar, menikah, dan sampai meninggal dunia. Di segala aspek kehidupan, masyarakat dayak tidak bisa melepaskan atribut budayanya. Kita dapat melihat dari mulai bertanam padi, membangun rumah, bahkan sampai hal yang mungkin dianggap biasa bagi kita seperti pada waktu menebang pohon, menggali tanah dan lain-lain.Banyaknya aturan atau dinamika budaya yang harus dijalankan oleh masyarakat dayak merupukan wujud tanggungjawab masyarakat untuk menjaga harmonisasi antara manusia dengan sesama manusia, dengan lingkungan, dan dengan sang pencipta atau biasa dikenal dengan Jubata.Tradisi budaya seperti itu harus terus di pertahankan oleh para Orang Muda Katolik di daerah itu.Misalnya saja suatu saat Orang Muda mengadakan rekoleksi di daerah sana,maka mereka tetap tidak boleh meninggalkan unsur – unsur adat yang mereka miliki, karena adat dayak sudah melekat sekali dengan kehidupan mereka sehari – harinya.Selain dari dayak,ada suku yang lain lagi di daerah Kalimantan Barat di dekat Sanggau yaitu suku sage.Mereka juga termasuk bagian dari dayak.Mereka juga mayoritas memiliki kepercayaan sebagai seorang Katolik. Masyarakat Sage adalah salah satu masyarakat dari suku dayak Bekambai. Saya sama sekali tidak bisa mengikuti bahasa yang masyarakat ucapkan. Perbedaan dengan bahasa ahe lumayan jauh. Walaupun begitu adat-istiadat termasuk beberapa istilah adat dengan dayak Ahe seperti di Kecamatan Darit atau Kecamatan Mandor di kabupaten Landak hampir sama.Masyarakat dusun Sage memiliki dua gereja, yaitu Gereja Protestan dan Gereja Katolik. Pelayanan iman dari gereja Katolik dilayani oleh Pastor dari Paroki Darit. Kebetulan saat saya berkunjung ke Sage saya bersama dengan Pastor JD Bosco Ngeljaratan, Pastor Paroki Darit. Pastor Bosco akan memberkati bibit karet yang dibagikan oleh donatur bagi masyarakat dusun Sage.Karet adalah komoditas utama yang menjadi andalan utama masyarakat dayak. Dengan karetlah martabat orang dayak bisa terangkat dengan baik. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak sarjana-sarjana yang pembiayaan kuliahnya dihasilkan dari tanaman karet. Karet juga menyelematkan kehidupan masyarakat pada umumnya, karena karet tidak akan busuk jika disimpan, bisa dijual kapanpun tanpa permainan harga seperti produk sawit. Dengan berartinya tanaman karet maka tidak salah jika proses penanaman karet bagi masyarakat dayak di dusun Sage dilakukan dengan sakral melibatkan tradisi budaya dayak dan berkat dari Gereja Katolik.Tetapi walaupun agak berbeda,mereka tetap di dalam satu kasih,yaitu kasih Yesus Kristus yang melingkupi mereka.Satu iman dalam Kasih setia – Nya.Kita sebagai tonggak Gereja tetap harus merefleksikan diri juga dengan lingkungan kita.Yang terutama lingkungan yang tidak bisa menerima keberadaan kita sebagai seorang pengikut Yesus,misalnya dengan adanya gerakan Radikal yang sering kita jumpai di berbagai wilayah di Indonesia.Kita harus segera bergerak dengan cepat bagaimana menanggapi hal tersebut.Karena terkadang di dalam satu budaya terdapat banyak kepercayaan yang berbeda antara satu sama lain. Menganalisa lebih jauh tentang dinamika ini, maka muncul suatu gagasan-gagasan bahwa pengembangan Iman, terutama Iman Katolik di pedalaman Kalimantan Barat ini tentu akan lebih bermakna dan mendalam jika dilakukan dengan kolaborasi antara budaya dengan agama, tanpa mengurangi esensi masing-masing.
Menjadi modern, atau menikmati kemajuan, bisa jadi sebuah pilihan yang harus dijalani. Kaum muda terutama yang memiliki iman Katolik memang harus berpola pikir maju ke depan. Tetapi, kaum muda harus peka terhadap lingkungan, peduli pada kebudayaan, dan waspada terhadap ancaman dunia modern. Orang muda harus terlibat aktif dalam kegiatan menggereja dan masyarakat. Orang muda juga ditantang untuk memberikan yang terbaik bagi perkembangan imannya dan masyarakat. Ada satu hal yang menjadi pengikat semua wadah OMK dalam bentuk apa pun itu, yaitu kesamaan iman mereka, karena sudah dibaptis dalam Gereja Katolik. Apa pun bentuknya, dan apa pun wadahnya, tapi semua dan serentak mengakar pada dasar yang sama yaitu iman pada Yesus Kristus. Apakah pengalaman berdinamika dalam komunitas-komunitas ini membawa orang muda pada pengalaman perjumpaan dengan Yesus? Apakah proses pada komunitas-komunitas ini mengantar Orang Muda Katolik pada jatidiri kristiani, yaitu jatidiri Yesus sendiri? Ini yang kita sebut sebagai gerak ke dalam, ketika kita berproses bersama orang muda, kapan dan di mana pun itu. Itulah spritualitas yang dimensinya tidak bisa dianggap remeh oleh orang muda zaman sekarang ini. Basis yang kuat pada spiritualitas, tentu tidak menjadikan segala-galanya selesai. Ia harus berbuah dalam kesaksian melalui tindak nyata di tengah-tengah masyarakat, dalam medan kehidupan yang kompleks. Di Indonesia khususnya, panggilan OMK itu kian terasa. Orang Muda katolik hadir di tengah situasi sosial yang beranekaragam, baik suku, agama, bahasa maupun budaya. OMK tumbuh dan berkembang di tengah komunitas bangsa yang sedemikian pluralnya. Apalagi menyadari dirnya sebagai kelompok minoritas di tengah keberagaman yang ada. Apakah OMK adalah kelompok yang hanyut terlarut dalam dinamika kehidupan sosial yang demikian kompleks? Apakah OMK adalah kelompok yang merasa ‘minder’ lantaran jumlahnya yang kecil itu? Apakah OMK adalah komunitas yang apatis dengan sitausi sosial disekitarnya? Apakah OMK adalah kelompok yang eksklusif di mana ia mengurung diri dan asyik dengan kelompoknya sendiri? Apakah OMK adalah kelompok yang merasa puas diri dengan segala dinamika religius dan spiritual yang dilakoninya setiap hari?Pertanyaan tersebut seharusnya dapat di jadikan Refleksi untuk diri mereka sendiri, dan dapat menjadikan mereka pribadi – pribadi yang tidak mudah putus asa dan tidak mudah menyerah di dalam memperjuangkan Kasih Yesus di tengah tengah Berbagai macam perbedaan kebudayaan yang beraneka ragam di Negara Indonesia ini. Sudah bukan saatnya lagi kita mengotak-otakkan komunitas Orang Muda pada peran yang juga terpisah-pisah. Cara tentu boleh berbeda, tetapi peran sosial kemasyarakatan bukan sebuah pilihan lagi, tetapi sesuatu panggilan yang melekat dengan sendirinya. Peran sosial kemasyarkatan, tidak bisa dibatasi lagi pada teman-teman muda PMKRI atau Pemuda katolik. Itu bisa dilakukan oleh OMK di paroki-paroki, kelompok kategorial apa pun itu. Demikian halnya PMRKI dan Pemuda Katolik, saking sibuknya dengan peran sosial politik kemasyarakatan, lalu lupa dimensi iman atau spiritualitas. Jika stereotip yang berkembang, kalau OMK di paroki-paroki itu adalah ‘para jago kandang’ karena sibuk melayani Gereja yang ada di seputar altar itu, maka saatnya untuk bertobat dan membangun langkah yang real pada peran sosial kemasyarakatannya. OMK adalah juga orang muda yang dengan kapasaitas manusiawi dan spiritualnya adalah para jago tandang. Dialog antar agama hanya contoh saja dari sekian banyak peran yang bisa dimainkan. Bisa bidang budaya, politik praktis, atau apa pun itu.Dan dapat di refleksikan juga dan dapat di ambil dari berbagai Dialog dan juga interaksi yang dilakukan dalam suatu waktu antara Orang Muda Katolik di dalam satu iman dari sekian banyak kebudayaan yang ada di Indonesia.
Orang Muda yang Merayakan Keberagaman
Tema : OMK Semakin Mengindonesia
Sub Tema : Orang Muda yang Merayakan Keberagaman
Negara Kita di kenal sebagai Negara yang memiliki keanekaragaman kebudayaan.Dari Sabang sampai ke Merauke banyak sekali budaya yang berbeda – beda dari berbagai daerah.Kebudayaan tersebut patutnya kita lestarikan agar tetap ada.Terutama kita sebagai Orang Muda yang memiliki potensi untuk mengembangkannya.Karena pada era modern seperti sekarang ini sudah mulai masuk etnis dan budaya dari negeri Barat yang sudah mulai masuk secara perlahan.Sebagai Orang Muda Katolik yang memiliki Iman sebagai Seorang Katolik dan semangat yang membara kita patut merayakan Kebudayan yang terdapat di di Indonesia.Banyak sekali di pelosok tanah air yang masih belum bisa merayakan Keberagaman di dalam seorang Iman Katolik,Mereka sebagian terhalangi oleh adanya kaum Mayoritas yang membuat gerakan Radikal.Keadaan tersebut jelas menjadi kunci tidak berkembangnya Orang Muda untuk mengexploitasi dan mengeksplorasi dirinya untuk lebih maju.
Sebagai Orang Muda ,kita dapat mengeksporasi diri kita untuk menjadi maju dengan mengunakan berbagai cara, misalnya sarana komunikasi yang di gunakan adalah media jejaring sosial yang sedang booming pada abad ini.Perlu menjadi Refleksi penerapan di dalam kehidupan sehari hari,bagaimana cara membuat kelompok kelompok Orang Muda,dan dapat di mulai dari lingkungan dalam jarak yang sempit seperti di lingkungan,wilayah,paroki dan selanjutnya bisa di kembangkan sampai ke Keuskupan Agung.Dengan berkumpulnya sedikit demi sedikit kita kumpulkan semangat dari Orang Muda Katolik ini , maka kita semakin banyak mengenal budya dari masing – masing personal dari diri setiap orang tersebut.Dengan demikian, maka semakin erat pula tali persaudaraan antar Orang Muda tersebut,dan kita bisa mengenal keberagaman dari perbedaan tiap individu dan kita dapat merayakan keberagaman yang ada di Indonesia ini di dalam satu keluarga yang diikat dengan suatu tali ,yaitu Tali Cinta Kasih di dalam Iman Katolik.
Di dalam kegiatan Orang Muda harus di penuhi dengan rasa semangat sehingga akan timbul kesadaran di dalam diri setiap individu itu sendiri,dan di dalam suatu perkumpulan,semisal di dalam acara retret kita sudah seharusnya mulai membudidayakan berbagai budaya yang ada di Negara Indonesia ini,misalkan dengan di adakan acara games dan acara untuk menampilkan berbagai macam tarian atau mungkin yang memiliki bakat di bidang musik dapat menuangkannya lewat acara tersebut.Dengan demikian maka acara tersebut akan menjadi lebih berwarna karena dengan adanya keterlibatan bubdaya yang di masukkan ke dalam susunan acara retret tersebut.Anak yang memiliki kesenangan di bidang tari atau musik atau drama bisa menuangkan segala idenya untuk menampilkan kebudayaan apa yang Ia miliki tersebut.Oleh karena itu,kita yang sebelumnya tidak mengetahui asal muasal budaya tersebut akan menjadi tahu dan juga dapat di ambil sebagai pengetahuan umum daerah.Kebudayaan yang seperti itu dapat di rasakan dan di refleksikan di dalam kehidupan di dalam satu Keluarga Katolik.Maka dari itu mulailah dari sekarang untuk menggunakan Kesempatan dan peluang yang ada di dalam kegiatan Orang Muda untuk mempergunakan sebaik – baiknya kebudayaan yang sudah kita miliki dari zaman nenek moyang kita dulu,karena jika tidak seperti itu , maka kiat akan kehilangan kebudayaan yang sudah ada di Negara Indonesia ini dan sangatlah di sayangkan bila kita kehilangan berbagai macam budaya yang ada di NKRI ini.
Indahnya apabila kita bisa merayakan keberagaman di negara kita ini di dalam Cinta Kasih yang di berikan oleh Tuhan kita Yesus Kristus.Selagi kita masih muda,kita harus bisa memaksimalkan waktu ini dengan sebaik baiknya,karena jika sudah lewat dari ussia yang produktif ini, maka kita akan menuju jenjang yang lebih dewasa dan sudah melewati masa’Orang Muda’ lagi.Yang dapat di jadikan bahan refleksi kita di dalam kegiatan kepemudaan bisa di gunakan di dalam kehidupan sehari hari bagaimana mengoptimalkan masa muda kita sebagai hamba Tuhan dan sebagai Seorang Katolik.Banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan dari mengikuti kegiatan kepemudaan,selain kita bisa menambah teman , kita juga bisa mendapatkan ilmu – ilmu pengetahuan yang mungkin sebelumnya kita tidak pernah tahu.Banyak Gereja Katolik yang tersebar di Indonesia,maka selayaknya Orang Muda bisa memanfaatkan kegiatan kepemudaan dan bisa ditambahkan dengan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kebudayaan dan juga etnis – etnis yang ada di Indonesia.Dengan seperti ini maka Bangsa Indonesia akan tetap menjadi Bangsa yang memiliki keanekaragaman Budaya yang tidak akan punah.Karena Orang Muda sekarang inilah yang menentukan apakah budaya tersebut masuh bisa bertahan atau nantinya semakin lama semakin menghilang.
Dengan mengingat “Pedoman Karya Pastoral Kaum Muda” yang menekankan Spiritualitas, Kepribadian, Pengetahuan, Profesionalitas, Kepemimpinan-Organisasi, dan Kemasyarakatan, maka pastoral Orang Muda Katolik diupayakan terpadu, berjenjangdan berkelanjutan sedemikian rupa hingga Orang Muda Katolik mengalami pembinaan kepribadian dan potensi diri, nalar dan daya kritis, kemampuan berorganisasi, dilandasi iman Katolik yang utuh sejak pengungkapannya dalam doa dan perayaan, pertanggungjawabannya secara nalar, dan perwujudannya di tengah keluarga, Gereja dan masyakarat.Dengan demikian maka Orang Muda akan menjadi salah satu semangat baru dari setiap Gereja yang ada.Orang Muda juga menjadi salah satu bagian penting untuk masa depan dari gereja itu sendiri,dan Orang Muda akan menjadi tonggak dari Gereja.Gereja bisa mengadakan kaderisasi.Salah satu contoh kaderisasi tersebut adalah dengan mengkader Orang Muda Katolik agar bisa di tumbuhkan potensi dirinya, bangga menjadi Orang Muda Katolik dan bisa melibatkan diri di dalam kegiatan – kegiatan di dalam gereja.
Pada acara Indonesian Youth Day ini lokasi terdapat di Sanggau ,Kalimntan Barat,seperti dilihat pada gambar di atas merupakan tarian dari daerah sanggau ,yaitu tarian dayak.Alangkah bagusnya saat berada di dalam kegiatan Orang Muda Katolik,kita bisa mengikut sertakan berbagai macam pentas yang berhubungan dengan kebudayaan seperti tarian di atas.Selain tarian dari dayak,masih banyak tarian lain yang bisa di pertontonkan ,karena di Indonesia ini terdapat ratusan budaya yang patut di budayakan dan di perkenalkan bagi mereka yang belum mengetahui betapa banyaknya budaya di negara Indonesia ini.Dan akan terlihat bagus apabila yang membawa dan memperkenalkannya adalah kita sebagai Orang Muda yang memiliki semangat dan jiwa sebagai orang Katolik. Berbicara tentang arti kebudayaan bagi Orang Muda Katolik tidak bisa lepas dari persoalan mengenai siapa Orang Muda Katolik itu sendiri. Apa yang dialami orang muda, menjadi sebuah potret kecil yang menggambarkan siapa Orang Muda Katolik masa kini pada umumnya. Sebagian ada yang sudah mulai kurang peduli terhadap apa yang terjadi di luar persoalan pribadi mereka sebagai seorang muda, tetapi bersyukur pula rupanya masih ada segelintir teman-teman Orang Muda Katolik yang mau ikut prihatin ketika persoalan kebudayaan kurang di perhatikan. Orang Muda Katolik.Dari pengamatan terbatas untuk melihat dan mencoba mengenal karakter Orang Muda Katolik di lingkungan sekitar kita, muncul dua karakter atau mungkin lebih tepat disebut kecenderungan yang tercuat dari pribadi dari Orang Muda Katolik masa kini.Mereka yang masih mengikuti gaya hidup yang modern,dan mereka yang peduli dengan kekayaan dari kebudayaan yang dimiliki oleh negara kita Indonesia ini
Yang harus dilakukan kita sekarang sebagai Orang Muda yaitu terus bergerak untuk membudidayakan kebudayaan yang di miliki oleh Indonesia. Sayangnya,tokoh - tokoh kebudayaan yang berasal dari kalangan Katolik sangat jarang sekali. Tetapi Orang Muda Katolik harus bisa membuktikan kesetiaan mereka dalam mengemban tanggung jawabnya. Tanggung jawab tersebut tidaklah ringan. Orang Muda Katolik sebagai pribadi bertanggungjawab kepada keluarga, kepada gereja secara teritorial (paroki atau stasi), kepada masyarakat dan bangsa Indonesia, serta mengemban tanggung jawab sebagai pengikut Kristus.Dengan demikian Orang Muda dapat merayakan Kebudayaan Indonesia.Orang Muda harus terus aktif dan bergerak untuk memajukan nama baik sebagai Orang Muda Katolik itu sendiri.Selain itu sebagai Orang Muda juga harus memiliki iman yang kuat,iman yang cinta kepada Yesus Kristus,yang menjadi kepercayaannya.Karena Tuhan sudah membuat rencana yang indah pastinya untuk diri para Orang Muda Katolik itu sendiri. Dengan mengemban tanggung jawab itu Orang Muda akan semakin memperkuat identitasnya sebagai seorang Katolik. Identitas berarti ciri-ciri, tanda (simbol) atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakan dengan yang lain. Identitas sebagai seorang Katolik berarti ciri-ciri yang melekat pada diri Orang Muda Katolik yang membedakannya dengan orang yang lain. Identitas tersebut nantinya akan diikuti oleh konsekuensi yang menyertai berupa tanggung jawab serta tantangan yang harus dihadapi.
Mengenai daerah Kalimantan barat, di Sangau tempat di mana di laksanakannya Indonesian Youth Day ,banyak sekali Orang Muda Katolik di sana mengingat , di daerah tiu juga termasuk daerah yang mayoritas memiliki kepercayaan sebagai seorang Katolik. Masyarakat dayak terutama dayak Kanayatn merupakan masyarakat yang cukup besar di Kalimantan Barat terutama di daerah Kabupaten Landak. Masyarakat ini masih memegang teguh dinamika budaya di semua aspek kehidupannya. Adat dijalankan sejak manusia di dalam kandungan, lahir, besar, menikah, dan sampai meninggal dunia. Di segala aspek kehidupan, masyarakat dayak tidak bisa melepaskan atribut budayanya. Kita dapat melihat dari mulai bertanam padi, membangun rumah, bahkan sampai hal yang mungkin dianggap biasa bagi kita seperti pada waktu menebang pohon, menggali tanah dan lain-lain.Banyaknya aturan atau dinamika budaya yang harus dijalankan oleh masyarakat dayak merupukan wujud tanggungjawab masyarakat untuk menjaga harmonisasi antara manusia dengan sesama manusia, dengan lingkungan, dan dengan sang pencipta atau biasa dikenal dengan Jubata.Tradisi budaya seperti itu harus terus di pertahankan oleh para Orang Muda Katolik di daerah itu.Misalnya saja suatu saat Orang Muda mengadakan rekoleksi di daerah sana,maka mereka tetap tidak boleh meninggalkan unsur – unsur adat yang mereka miliki, karena adat dayak sudah melekat sekali dengan kehidupan mereka sehari – harinya.Selain dari dayak,ada suku yang lain lagi di daerah Kalimantan Barat di dekat Sanggau yaitu suku sage.Mereka juga termasuk bagian dari dayak.Mereka juga mayoritas memiliki kepercayaan sebagai seorang Katolik. Masyarakat Sage adalah salah satu masyarakat dari suku dayak Bekambai. Saya sama sekali tidak bisa mengikuti bahasa yang masyarakat ucapkan. Perbedaan dengan bahasa ahe lumayan jauh. Walaupun begitu adat-istiadat termasuk beberapa istilah adat dengan dayak Ahe seperti di Kecamatan Darit atau Kecamatan Mandor di kabupaten Landak hampir sama.Masyarakat dusun Sage memiliki dua gereja, yaitu Gereja Protestan dan Gereja Katolik. Pelayanan iman dari gereja Katolik dilayani oleh Pastor dari Paroki Darit. Kebetulan saat saya berkunjung ke Sage saya bersama dengan Pastor JD Bosco Ngeljaratan, Pastor Paroki Darit. Pastor Bosco akan memberkati bibit karet yang dibagikan oleh donatur bagi masyarakat dusun Sage.Karet adalah komoditas utama yang menjadi andalan utama masyarakat dayak. Dengan karetlah martabat orang dayak bisa terangkat dengan baik. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak sarjana-sarjana yang pembiayaan kuliahnya dihasilkan dari tanaman karet. Karet juga menyelematkan kehidupan masyarakat pada umumnya, karena karet tidak akan busuk jika disimpan, bisa dijual kapanpun tanpa permainan harga seperti produk sawit. Dengan berartinya tanaman karet maka tidak salah jika proses penanaman karet bagi masyarakat dayak di dusun Sage dilakukan dengan sakral melibatkan tradisi budaya dayak dan berkat dari Gereja Katolik.Tetapi walaupun agak berbeda,mereka tetap di dalam satu kasih,yaitu kasih Yesus Kristus yang melingkupi mereka.Satu iman dalam Kasih setia – Nya.Kita sebagai tonggak Gereja tetap harus merefleksikan diri juga dengan lingkungan kita.Yang terutama lingkungan yang tidak bisa menerima keberadaan kita sebagai seorang pengikut Yesus,misalnya dengan adanya gerakan Radikal yang sering kita jumpai di berbagai wilayah di Indonesia.Kita harus segera bergerak dengan cepat bagaimana menanggapi hal tersebut.Karena terkadang di dalam satu budaya terdapat banyak kepercayaan yang berbeda antara satu sama lain. Menganalisa lebih jauh tentang dinamika ini, maka muncul suatu gagasan-gagasan bahwa pengembangan Iman, terutama Iman Katolik di pedalaman Kalimantan Barat ini tentu akan lebih bermakna dan mendalam jika dilakukan dengan kolaborasi antara budaya dengan agama, tanpa mengurangi esensi masing-masing.
Menjadi modern, atau menikmati kemajuan, bisa jadi sebuah pilihan yang harus dijalani. Kaum muda terutama yang memiliki iman Katolik memang harus berpola pikir maju ke depan. Tetapi, kaum muda harus peka terhadap lingkungan, peduli pada kebudayaan, dan waspada terhadap ancaman dunia modern. Orang muda harus terlibat aktif dalam kegiatan menggereja dan masyarakat. Orang muda juga ditantang untuk memberikan yang terbaik bagi perkembangan imannya dan masyarakat. Ada satu hal yang menjadi pengikat semua wadah OMK dalam bentuk apa pun itu, yaitu kesamaan iman mereka, karena sudah dibaptis dalam Gereja Katolik. Apa pun bentuknya, dan apa pun wadahnya, tapi semua dan serentak mengakar pada dasar yang sama yaitu iman pada Yesus Kristus. Apakah pengalaman berdinamika dalam komunitas-komunitas ini membawa orang muda pada pengalaman perjumpaan dengan Yesus? Apakah proses pada komunitas-komunitas ini mengantar Orang Muda Katolik pada jatidiri kristiani, yaitu jatidiri Yesus sendiri? Ini yang kita sebut sebagai gerak ke dalam, ketika kita berproses bersama orang muda, kapan dan di mana pun itu. Itulah spritualitas yang dimensinya tidak bisa dianggap remeh oleh orang muda zaman sekarang ini. Basis yang kuat pada spiritualitas, tentu tidak menjadikan segala-galanya selesai. Ia harus berbuah dalam kesaksian melalui tindak nyata di tengah-tengah masyarakat, dalam medan kehidupan yang kompleks. Di Indonesia khususnya, panggilan OMK itu kian terasa. Orang Muda katolik hadir di tengah situasi sosial yang beranekaragam, baik suku, agama, bahasa maupun budaya. OMK tumbuh dan berkembang di tengah komunitas bangsa yang sedemikian pluralnya. Apalagi menyadari dirnya sebagai kelompok minoritas di tengah keberagaman yang ada. Apakah OMK adalah kelompok yang hanyut terlarut dalam dinamika kehidupan sosial yang demikian kompleks? Apakah OMK adalah kelompok yang merasa ‘minder’ lantaran jumlahnya yang kecil itu? Apakah OMK adalah komunitas yang apatis dengan sitausi sosial disekitarnya? Apakah OMK adalah kelompok yang eksklusif di mana ia mengurung diri dan asyik dengan kelompoknya sendiri? Apakah OMK adalah kelompok yang merasa puas diri dengan segala dinamika religius dan spiritual yang dilakoninya setiap hari?Pertanyaan tersebut seharusnya dapat di jadikan Refleksi untuk diri mereka sendiri, dan dapat menjadikan mereka pribadi – pribadi yang tidak mudah putus asa dan tidak mudah menyerah di dalam memperjuangkan Kasih Yesus di tengah tengah Berbagai macam perbedaan kebudayaan yang beraneka ragam di Negara Indonesia ini. Sudah bukan saatnya lagi kita mengotak-otakkan komunitas Orang Muda pada peran yang juga terpisah-pisah. Cara tentu boleh berbeda, tetapi peran sosial kemasyarakatan bukan sebuah pilihan lagi, tetapi sesuatu panggilan yang melekat dengan sendirinya. Peran sosial kemasyarkatan, tidak bisa dibatasi lagi pada teman-teman muda PMKRI atau Pemuda katolik. Itu bisa dilakukan oleh OMK di paroki-paroki, kelompok kategorial apa pun itu. Demikian halnya PMRKI dan Pemuda Katolik, saking sibuknya dengan peran sosial politik kemasyarakatan, lalu lupa dimensi iman atau spiritualitas. Jika stereotip yang berkembang, kalau OMK di paroki-paroki itu adalah ‘para jago kandang’ karena sibuk melayani Gereja yang ada di seputar altar itu, maka saatnya untuk bertobat dan membangun langkah yang real pada peran sosial kemasyarakatannya. OMK adalah juga orang muda yang dengan kapasaitas manusiawi dan spiritualnya adalah para jago tandang. Dialog antar agama hanya contoh saja dari sekian banyak peran yang bisa dimainkan. Bisa bidang budaya, politik praktis, atau apa pun itu.Dan dapat di refleksikan juga dan dapat di ambil dari berbagai Dialog dan juga interaksi yang dilakukan dalam suatu waktu antara Orang Muda Katolik di dalam satu iman dari sekian banyak kebudayaan yang ada di Indonesia.
Like
ReplyDeleteHidup suku DAYAAAK !!
ReplyDeleteHIDUPPP
Deleteaku dayAkkk.. :D
ReplyDeleteWanita Dayak memang punya aura tersendiri :D
Deletekeren ni acaranya
ReplyDeletenice share
Tau Acaranya gan? haha iya seru :D
Delete