Tulisan Ku
Kudeta Morsi Untuk Independence Day
Mohammed Morsi adalah Presiden Mesir pertama yang terpilih secara
demokratis. Sejak Revolusi 25 Januari 2011, rakyat Mesir akhirnya mampu
menggulingkan Rezim Husni Mobarak dan melahirkan seorang pemimpin Mesir
baru lewat pesta demokrasi pertama mereka. Namun, mengantarkan negara
melalui masa transisi menuju stabilitas penuh merupakan pekerjaan yang
tidak mudah. Rabu, 3 Juli 2013, Morsi akhirnya mundur oleh sebuah
kudeta. Luapan massa di jalanan kota Kairo tidak jauh beda dengan luapan
di hari-hari menegangkan saat penggulingan Husni Mobarak.
Mengapa Morsi secepat itu digulingkan? Berbagai pendapat mengalir di
berbagai media massa. Morsi dikabarkan tidak mampu memperbaiki
stabilitas keamanan di Mesir. Pada masa pemerintahannya, beberapa
golongan agama, seperti Syiah dan Kristen Koptik, yang sebelumnya
mendapat perlindungan tidak lagi hidup dengan aman. Belum lagi harga
bahan makanan dan komoditas lain yang terus naik. Morsi dinilai tidak
mampu memperbaiki ekonomi Mesir. Angka pengangguran dan kemiskinan
meningkat jumlahnya selama kepemimpinan pengganti Husni Mobarak ini.
Alasan lain dari tergulingnya Morsi adalah langkah dia memecat Jaksa
Agung dan keputusannya menjadikan presiden kebal gugatan hukum (judicial review).
Juga, dalam masa pemerintahannya, dia dinilai tidak mampu mendatangkan
investor asing yang diyakini akan sangat mendorong pertumbuhan ekonomi
Mesir.
Menarik bahwa terjadi kudeta di negeri yang mulai demokratis itu.
Padahal, Mohammed Morsi adalah presiden yang terpilih secara demokratis.
Tindakan kudeta merupakan sebuah pengkhianatan terhadap hasil demokrasi
rakyat Mesir. Kecenderungan lahirnya pemerintahan tirani pascakudeta
sangat besar, meski banyak kalangan meyakini, pascakudeta kekuatan
militer di negara itu akan segera mengembalikan kekuasaan kepada rakyat
Mesir, sebagaimana tertera dalam pidato Jenderal Abdel Fattah Al Sisi,
pemimpin tertinggi militer Mesir.
Beberapa jam setelah militer Mesir mendeklarasikan kudeta terhada
Mohammed Morsi, Presiden Amerika, Barack Obama mengeluarkan
pernyataannya dari Gedung Putih, Washington. Obama mendesak militer
Mesir agar sesegera mungkin mengembalikan kekuasaan kepada rakyat Mesir
pascakudeta. Dia juga menginstruksikan seluruh departemen yang terkait
dengan bantuan Amerika kepada Mesir untuk melihat kembali implikasi
bantuan Amerika selama ini.
Mesir memang sekutu terkuat Amerika di kawasan negara-negara Arab.
Militer Mesir setiap tahun mendapat bantuan kurang lebih USD 1,5 milyar
dari Amerika. Ketika Revolusi 25 Januari berlangsung, banyak pihak
menilai ada campur tangan pemerintah Amerika Serikat dalam konspirasi
besar merubah tata kelola pemerintahan negara-negara Arab (Arab Spring).
Jika campur tangan itu benar ada,
terkait kepentingan Amerika Serikat di Mesir maupun kawasan Arab, bukan
tidak mungkin jatuhnya Morsi adalah sebuah akibat dari pengelolaan
pemerintahan yang tidak mengakomodir kepentingan negeri adidaya itu.
Dan, kudeta terhadap Mohammed Morsi merupakan ‘kado’ untuk hari
kemerdekaan (independence day) negeri Paman Sam itu pada 4 Juli. Lepas dari semua itu, doa dan harap untuk kejayaan Mesir, negeri berjuluk ‘The Gift of The Nile”.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan dicomment ya, dan kalo ada yang mau ditanya silahkan tulis di bawah ini ^_^v