Sambutan Surga terhadap Tokoh Agama, Pegiat HAM, dan Politisi


Meninggal pada saat yang hampir bersamaan tiga tokoh dari Republik Antah Berantah: pemuka agama, aktivis HAM senior, lalu seorang politisi. Pemuka agama meninggal karena usia uzur, aktivis HAM karena dibunuh orang tak dikenal, politisi karena serangan jantung. Ketiganya diterima di surga karena amal kebajikan mereka di dunia memenuhi “standar kelayakan dan kepatutan”.
Entah karena pertimbangan apa, Tuhan memutuskan mengadakan semacam welcome party untuk masing-masing tokoh dari Republik Antah Berantah itu. Sebelumnya hal seperti itu tidak pernah diadakan. Istimewa kali rupanya tiga awak ini.

Acara penyambutan pertama untuk pemuka agama. Ia disambut Tuhan dengan hangat di sebuah ruangan setengah terbuka dan berukuran sedang. Dua rekannya yang lain, aktivis HAM dan politisi, ikut menyaksikan dari jauh. Beberapa malaikat ikut hadir pada kesempaatan itu. Kepadanya dihidangkan sesuatu yang spesial: kopi luwak made in heaven. Bukan tanpa alasan kopi luwak dipilih sebagai hidangan. Pemuka agama itu adalah penggemar berat kopi, apalagi kopi luwak. Baginya hidup tanpa kopi bak hidup tanpa agama dan ibadah. “Oh, Tuhanku, rasanya wueeenak tenan!” serunya spontan saat menyeruput kopi luwak itu.

Lalu, Tuhan angkat bicara. Pada intinya Ia memuji pemuka agama itu atas kesalehannya, atas ketekunannya beribadah. Tuhan menyampaikan penghargaan untuk kesetiaannya menyerukan norma-norma agama kepada masyarakat yang dilanda kedangkalan iman, kemunafikan, dan berbagai hawa nafsu duniawi. Atas semua yang telah diperbuatnya itu, Tuhan mempersilakan dia bergabung dengan para orang suci dalam surga-Nya.

Selanjutnya acara penyambutan untuk pegiat HAM senior. Ia disambut di sebuah ruangan besar. Hadir lebih banyak malaikat. Panglima hulubalang surga malaikat Mikail ikut hadir. Semua duduk menghadap meja besar berbentuk oval. Pemandangan memesona terbentang di atasnya. Telah tersedia di situ berbagai jenis makanan dengan rupa dan aroma yang, ooo ma…, sedap sekali. Acara “makan besar” diadakan untuk menyambut pegiat HAM itu.

Yang disambut jadi penasaran. “Kok, beda dengan acara sebelumnya?” gumamnya. Tuhan tentu tahu isi benak aktivis HAM itu. Kepadanya Tuhan pun menerangkan bahwa hidup yang telah jalaninya sungguh bernilai tidak saja karena kesalehan pribadinya, yang menyangkut relasi dengan Tuhan sendiri, tapi juga karena kesalehan sosialnya, yang menyangkut relasi dengan orang lain. Semasa hidup, aktivis HAM itu memang dikenal sebagai tokoh yang berkomitmen tinggi dalam membela HAM, khususnya mengadvokasi korban pelanggaran HAM. Ia sekaligus dikenal sebagai sosok yang sangat religius.

Secara khusus Tuhan memuji pembela HAM itu atas tindakannya yang nyata, bahkan sampai kehilangan nyawa, untuk memuliakan martabat manusia, mahluk yang oleh Tuhan sendiri dijadikan opus magnum (karya agung) di antara semua karya ciptaan-Nya. Tuhan lalu bilang, “Keluhuran martabat setiap pribadi tanpa kecuali mendapat tempat istimewa di hati-Ku. Karena itu, iman setia kepada-Ku mesti berbuah nyata dalam tindakan memuliakan martabat manusia. Iman kepada-Ku tak ada artinya tanpa pengormatan dan kepedulian nyata pada keluhuran martabat manusia, apalagi kalau melecehkan martabat manusia.”

Setelah menyampaikan semua itu, Tuhan mempersilakan si pegiat HAM bergabung dengan segenap orang suci di alam surgawi.

Selanjutnya giliran si politisi. Sebuah pesta penyambutan akbar diadakan untuknya. Berbagai jenis makanan disajikan, beragam pertunjukan digelar, rupa-rupa alat musik diperdengarkan. Singkatnya, kedatangan politisi dari Republik Antah Berantah itu menjadi kegembiraan besar bagi surga.
Kenyataan ini sama sekali di luar dugaan pemuka agama dan aktivis HAM, dua orang yang sama-sama berpandangan minor tentang kalangan politisi di Republik Antah Berantah. “Apa alasan untuk acara yang istimewa ini? Sungguh luar biasakah hidup politisi ini sebelumnya?” tanya mereka dalam hati. Keduanya sepakat untuk langsung menanyakan hal itu kepada Tuhan. Setelah mengumpulkan cukup keberanian, mereka menemui Tuhan, menghatur sembah sujud, lalu menyampaikan pertanyaan.

Tuhan menjawab pertanyaan mereka. Dengan penuh pengertian Tuhan menjelaskan, “Surga bergembira atas kehadiran politisi itu bukan karena amal kebajikannya yang istimewa semasa hidup. Amal kebajikannya di dunia tidak lebih, juga tidak kurang-kurang amat. Kehadirannya dirayakan secara istimewa karena setelah penantian yang sangat panjang akhirnya bergabunglah politisi Republik Antah Berantah di sini. Politisi itu adalah orang pertama dari kalangan politisi Republik Antah Berantah yang masuk surga.“

“Tuhan junjungan kami, kami mafhum dan mohon pamit”, kata pemuka agama dan aktivis HAM itu. Keduanya segera menemui si politisi. “Mantap, bro!” kata aktivis HAM sambil menyalami politisi itu. “Jangan-jangan seterusnya cuma Anda dari kalangan politisi Republik Antah Berantah yang gabung sama kita-kita di sini”, ujar si pemuka agama sambil tersenyum sinis.

Related Articles

0 comments:

Post a Comment

Silahkan dicomment ya, dan kalo ada yang mau ditanya silahkan tulis di bawah ini ^_^v

Visitor