100% Katolik 100% Indonesia

Suatu ketika saya sempat bepergian ke kota Semarang, dalam rangka mengunjungi seorang sahabat yang sudah lama tidak bertemu. Kota ini begitu terkenal dengan kuliner khas yang tidak dijumpai di kota lain, antara lain : lumpia, wingko babad, bandeng presto, dll. Bagi mereka yang hobby kuliner pasti pernah mencicipinya.

Tidak jauh dari pusat kuliner terebut ada sepenggal jalan dengan menggunakan nama yang tidak asing lagi bagi umat Katolik di Indonesia. Di papan jalan tersebut tertulis : jalan Mgr. Sugiyopranoto. Sejenak terbesit kebanggaan dalam hati saya. “ Sudah layak dan sepantasnya nama beliau diabadikan menjadi nama sebuah jalan,” pikir saya. Yaaa…sebagai umat Katolik siapa yang tidak kenal nama Mgr. Sugiyopranoto, atau paling tidak pasti pernah mendengarnya.

Mgr. Albertus Sugiyopranoto, SY, demikian nama lengkapnya. Beliau adalah putra Indonesia pertama yang diangkat menjadi seorang Uskup Agung oleh Gereja Katolik. Lahir di Solo tanggal 25 November 1890, Sugiyopranoto tumbuh dan dibesarkan dalam budaya Jawa yang kental. Sebagai seorang anak yang cerdas, beliau mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah yang terbaik pada waktu itu. Bahkan beliau juga pernah menjadi murid Romo Van Lith, SY. Mungkin karena banyak mendapat didikan dari pastor pastor Jesuit, maka perlahan-lahan benih panggilan untuk menjadi Imam pun tumbuh di hatinya.

Jasa Mgr. Sugiyopranoto yang terpenting bagi perkembangan Gereja Katolik di Indonesia adalah mewartakan iman Katolik yang disesuaikan dengan kebudayaan bangsa Indonesia. Hal itu dilakukan antara lain dengan cara memasukkan budaya Indonesia ke dalam ritual gereja Katolik atau yang dinamakan dengan inkulturasi budaya. Sekarang bisa kita lihat dalam gereja adanya beragam alat musik tradisional Indonesia digunakan untuk mengiringi misa kudus. Juga lagu-lagu misa banyak yang menggunakan gaya lagu khas daerah Indonesia.

Ucapan dan nasehat Mgr. Sugiyopranoto yang sangat terkenal sampai saat ini adalah : “Menjadi 100 % Katolik dan juga 100 % Indonesia,”. Sungguh hal itu menjadi ajaran yang luhur, karena memang harus disadari bahwa gereja Katolik Indonesia adalah juga bagian dari bangsa Indonesia yang majemuk.

Mgr. Sugiyopranoto wafat pada tanggal 10 Juli 1963 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Giritunggal. Atas jasa dan perjuangan beliau semasa hidup, maka pemerintah Indonesia pada tanggal 26 Maret 1963 menetapkan Mgr. Sugiyopranoto, SY sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan, berdasarkan Surat Keppres RI no. 152 tahun 1963.

Pro Ecclesia et Patria….. 




Antonius Putu Satria K.W.C

(disadur dari berbagai sumber)

Related Articles

2 comments:

  1. Hurrah, that's what I was searching for, what a information! present here at this website, thanks admin of this web site.
    my web site - electronic cigarette wholesale

    ReplyDelete
    Replies
    1. you're welcome brother and i will to visit your website :)

      Delete

Silahkan dicomment ya, dan kalo ada yang mau ditanya silahkan tulis di bawah ini ^_^v

Visitor